Halaman

Jumat, 14 September 2012

Peranan Informasi Terhadap Ekonomi Makro Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

a.Latar Belakang Masalah
Di zaman sekarang ini sistem informasi adalah mutlak dan sangat dibutuhkan untuk menunjang suatu perekonomian. Bila prekonomian tidak menggunakan sistem informasi,mungkin pemasaran hanya terjadi di dalam lingkup terdekat saja.
Bila terdapat sistem informasi di dalam perekonomian,kita dapat memasarkan hasil dagangan kita melalui internet atau jejaring sosial seperti facebook,twitter, dan ada pula blog,kaskus dan masih banyak lagi. Pemasaran melalui akun jejaring sosial seperti twitter atau facebook sudah banyak dilakukan,karena dinilai lebih mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga untuk melakukan promosi berkeliling dari satu tempat ketempat lain. Perkembangan teknologi di indonesia membuat kita semakin tidak boleh menjadi orang yang ketinggalan teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita di tuntut untuk memahami seluruh teknologi yang ada untuk menjadikan diri kita lebih kompeten.

Website atau Blog merupakan antar muka yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh pembisnis untuk memasarkan produknya di Internet. Berikut ini beberapa point penting manfaat Internet bagi Organisasi, Konsumen, dan Masyarakat Informasi.


Bagi Organisasi: Capaian Global, Reduksi Biaya, Peningkatan Rantai Nilai Bisnis selalu terbuka, Customization, Spesialisasi Penjualan, Kemampuan untuk Inovasi, Percepatan waktu masuk ke pasar, Biaya Komunikasi Rendah, Pengadaan yang efisien, Peningkatan layanan dan hubungan konsumen, Material Perusaahaan yang terbaru, Membantu SME untuk kompetisi.

Bagi Konsumen: Kapan dan dimana saja, Banyak produk/jasa, Produk/jasa yang dapat ditentukan sendiri, Produk/jasa yang lebih murah, Pengiriman yang instan, Ketersediaan informasi, Kemampuan telecommuting (dari rumah), Membangun komunitas elektronik, Menemukan item unik.

Bagi Masyarakat: Kemampuan telecommuting, Lebih banyak jasa publik, Meningkatkan standar kehidupan, Mengurangi kesenjangan digital
 

Mempersoalkan sistem sebenarnya bukan membahas hal yang baru, namun
akhir-akhir ini banyak dipelajari dikarenakan ternyata para ilmuwan menganggap
bahwa sistem sangat bermanfaat untuk dipergunakan sebagai alat, untuk mendekati
suatu sistem pendekatan dan sistem informasi. Timbul pula berbagai ilmuwan
mengetengahkan defenisi sistem. Davis (974 : 43) mendefenisikan sistem masalah
sebagai totalitas himpunan benda-benda atau bagian-bagian yang satu sama lain
berhubungan sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang terpadu untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengertian informasi adalah suatu kesatuan pernyataan pandangan, fakta,
konsep atau ide, yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang mana apabila
informasi tersebut diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan menjadi suatu
pengetahuan. Informasi dapat berupa : pengetahuan baru; teori; prinsip; ide; teknologi baru, desain baru; produk baru; proses; prototif; penyempurnaan; metode.

Adapun kondisi ekonomi makro saat ini adalah stabil. Hal itu didasarkan pada rendahnya  suku bunga, rendahnya inflasi dan stabilnya nilai tukar rupiah. Cadangan devisa juga menguat. Semuanya dinyatakan dalam pengertian yang relatif, mengingat di antara variabel tersebut tetap saja diikuti gejolak, walau dalam skala rendah. Secara logika keadaan ini sudah harus mampu mendorong perkembangan sektor riil. Namun demikian, hal itu tidak juga terjadi. Memang banyak faktor yang menyebabkan mengapa hal itu tidak terjadi yang antara lain oleh  faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor ekonomi umpamanya adalah masalah transportasi, jalan dan jembatan, energi listrik dan sebagainya. Sementara dari faktor non ekonomi seperti masalah hukum (ketidak pastian hukum), masalah politik (meningkatnya suhu politik menghadapi pemilu 2009), masalah sosial (meninggkatnya kriminalitas yang 0muncul dampak dari pengangguran yang tinggi).
Apalah artinya ekonomi makro yang stabil jika kestabilan tersebut tidak dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Penciptaan kestabilan itu bukan tidak mempergunakan biaya. Puluhan triliun dipakai untuk menstabilkan ekonomi makro namun perekonomian tidak juga semakin membaik. Untuk kestabilan moneter sedikitnya tiga puluh triliun rupiah dana yang dikeluarkan Bank Indonesia setiap tahunnya sebagai bunga dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia. Jumlah ini belum termasuk biaya biaya lainnya yang dikeluarkan pemerintah seperti subsidi dan bantuan pada masyarakat miskin. Tapi pengangguran dan kemiskinan terus juga bertambah. Tidak ada penguatan faktor fundamental ekonomi yang terjadi dari kestabilan moneter yang berjalan. Situasi ekonomi tetap saja melemah dan arah perekonomian tetap ditentukan oleh pergolakan ekonomi luar negeri. Sifat ketergantungan ekonomi Indonesia dengan luar negeri semakin hari semakin kuat. Demikian juga halnya dengan jumlah warga miskin yang terus bertambah dan menurunnya kualitas hidup warga. Berbagai kelangkaan atas barang kebutuhan pokok seperti beras, kedele, terigu, minyak goreng, minyak tanah, bensin dan lain sebagainya membikin rakyat menderita. Daya beli rakyat yang menurun akibat dari kenaikan harga ini akhirnya memukul pula kehidupan para pedagang dan sektor produktif skala kecil karena omzet penjualan dan produksi semakin menurun. Gerak negatif perekonomian  dimulai dari keterbatasan pasokan barang yang diikuti oleh kenaikan harga harga barang dan diteruskan dengan melemahnya daya beli masyarakat dan kemunduran usaha para pedagang dan sektor produktif skala kecil, yang umumnya adalah ekonomi rakyat. Proses ini jika tidak diatasi dengan baik akan berlanjut memukul pedagang/sektor produktif menengah dan besar terkecuali jika pedagang dan sektor produktif yang pangsa  pasarnya adalah pasar luar negeri. Adanya permasalahan-permasalahan ekonomi makro tersebut maka peran informasi sangat di butuhkan dalam mengatasi masalah-masalah perekonomian makro Indonesia.

b. Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan informasi ?
2.      Sejauhmana peranan informasi dalam kerangka makro ekonomi Indonesia ?
3.      Apa sajakah permasalahan ekonomi makro di indonesia ?
4.      Bagaimanakah informasi dalam mengatasi masalah ekonomi Indonesia ?

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Informasi
Dalam pembahasan mengenai peranan informasi kerangka makro ekonomi Indonesia kita perlu mengetahui definisi dari informasi itu sendiri, adapun Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda.[1] Informasi bisa di kattakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi [2]. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.
Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi dan alirannya.
Informasi adalah data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel) seringkali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi, sementara angka-angka di dalamnya merupakan data yang telah diberi konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat.
Pada dekade terakhir revolusi informasi telah mengubah cara organisasi-organisasi melakukan bisnis.  Manajemen dan akademisi memandang sistem informasi (SI) dari peran pendukung ke peran stratejik.  Penelitian dalam bidang SI menunjukkan bahwa organisasi mempunyai peranan yang berbeda-beda untuk SI dalam operasinya dan bahwa berbagai aspek perencanaan stratejik SI akan sangat bergantung pada peranan SI.  Penelitian ini secara empiris mengevaluasi perbedaan karakteristik dalam perencanaan, dukungan organisasional, dan kinerja dari perencanaan SI antara organisasi dengan peranan yang berbeda-beda untuk SI.  Operasionalisasi “peranan SI” didasarkan pada rerangka “strategic grid”.  Data penelitian ini dikumpulkan dengan mail surveydari 82 perusahaan.  Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa variabel kualitas proses perencanaan dari karakteristik perencanaan, variabel integrasi bisnis – SI, kualitas mekanisme pendukung, dan keterlibatan manajemen puncak dari karakteristik organisasional, dan tiga variabel dari karakteristik kinerja secara signifikan berbeda di antara organisasi yang mempunyai peranan SI yang berbeda-beda. 
Bila perekonomian tidak menggunakan sistem informasi,mungkin pemasaran hanya terjadi di dalam lingkup terdekat saja. Bila terdapat sistem informasi di dalam perekonomian,kita dapat memasarkan hasil dagangan kita melalui internet atau jejaring sosial seperti facebook,twitter, dan ada pula blog,kaskus dan masi banyak lagi.
1.      Sistem informasi manajemen
Sistem Informasi Manajemen adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategis.

Sistem Informasi Manajemen bisa membantu prekonomian indonesia karena dapat membantu menentukan harga pokok, produk. Dan digunakan untuk melakukan perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan bisnis yang berkelanjutan.

2. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan adalah bagian dari sistem infomasi berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi dan perusahaan.

Sistem Pendukung Keputusan dapat membantu perekonomian karena dapat membantu dan mempermudah perusahaan atau roganisasi untuk mengambil keputusan, lebih efisian dalam menyelesaikan masalah, dan membantu menyelesaikan masalah semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan biasanya digunakan manajer dalam kalangan perusahaan dan organisasi.

3. Sistem informasi eksekutif
Sistem Informasi Eksekutif adalah satu jenis dari manajemen sistem informasi yang dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternalketerangan relevan untuk bertemu golongan strategis dari organisasi perusahaan.
Sistem Informasi Eksekutif dapat membantu perekonomian perusahaan-pperusahaan indonesia karena dapat membantu membuat keputusan yang relevan.
Pada era 90-an para pekerja teknologi informasi (ahli perangkat lunak) mengenal suatu sistem informasi yaitu Sistem Informasi Eksekutif, sistem ini diperuntukkan bagi kalangan atas dalam perusahaan(Direktur,CEO, manajer senior,dll). Sistem Informasi Eksekutif sangat membantu sekali bagi para petinggi perusahaan, petinggi perusahaan diberikan kemudahan dengan langsung bisa mengontrol langsung keadaan bisnis yang sedang dijalani.
Sistem Informasi Eksekutif menjadi sangat berguna sekali karena memudahkan para petinggi melihat perkembangan perusahaannya secara real time, selain itu SIE juga memberikan fasilitas Drill Down, yaitu memberikan suatu informasi yang semakin detail (Model Kerucut). Jadi petinggi tidak akan bingung mencari apa yang membuat bisnisnya tambah sukses dan apa bisnisnya mengalami penurunan.  Kita tahu sendiri, para petinggi rata-rata orang yang sudah tua, banyak uang dan pengennya seenaknya sendiri. Dia ingin melihat perkembangan bisnis dengan cara yang mudah,tidak membingungkan, tidak melalui proses yang panjang. Alasan inilah yang memicu munculnya Sistem Informasi Eksekutif. Ini juga menjadi lahan yang subur bagi para ahli perangkat lunak untuk membuat sistem informasi eksekutif yang pastinya perangkat lunak yang dihasilkan akan mendatangkan banyak uang.
Di era sekarang tahun 2000-an perkembangan teknologi tidak mampu diprediksi seberapa pesatnya. Buktinya adalah munculnya HP yang berkamera, MP3, touch screen, komputer mini, laptop, hingga Sistem Operasi Android yang kini sedang populer sekali.
Sistem Informasi Eksekutif di Indonesia juga tidak mau ketinggalan, sekarang sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan sistem ini. Mereke percaya, dengan sistem ini perusahaannya akan semakin maju dengan pesat karena ada suatu sistem yang mampu memberikan informasi yang tepat, cepat, akurat, dan juga para petinggi gampang untuk menganalisa dan mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaannya. Contohnya adalah perusahaan Bank Mandiri, Museum House of Sampoerna dan masih banyak lagi.
 Semua yang ada pasti punya keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan Sistem Informasi Eksekutif. Sistem ini tidak luput dengan kekurangan, contohnya
  • Fungsinya sangat terbatas, tidak mampu melakukan perhitungan secara kompleks.
  • Banyak orang yang salah persepsi mengenai cara kerja EIS itu sendiri yang dianggap sebagai suatu sistem yang terpisah dari modul-modul teknologi informasi lain dalam perusahaan. Sebenarnya SIE hanya melakukan peringkasan data dari sistem basis data yang telah ada. Jika data pada database utama tidak reliable atau memiliki struktur yang buruk, maka informasi yang dihasilkan oleh sistem EIS pun tidak memiliki kualitas yang baik.
  • Tidak adanya prosedur yang baik untuk menjaga agar data yang ada selalu up-to-data. Seringkali para eksekutif mengeluh bahwa laporan EIS yang diterima sudah usang, atau tidak lagi sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Jika modul EIS yang dimiliki terintegrasi dengan sistem basis data, maka yang perlu dipelihara adalah mekanisme keteraturan dalam melakukan update data dari ke hari; sedangkan jika sistem EIS yang dimiliki tidak terintegrasi dengan sistem basis datanya, maka mekanisme yang harus dijaga adalah keteraturan melakukan interfacing antara sistem basis data dengan modul EIS yang ada, baik secara manual maupun dibantu dengan program komputer.
  • karena modul EIS yang ada terlampau sederhana (tidak banyak memiliki fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan advanced features) sehingga sulit mengakomodasikan keperluan masing-masing eksekutif yang terkadang berbeda satu sama lain (unik) dan berubah-ubah dalam tempo yang sangat cepat.

4. Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem Pemrosesan Transaksi adalah sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan data transaksi suatu organisasi perusahaan. Sistem ini langsung berinteraksi dengan pelanggan(data transaksi) yang sehari-hari dilakukan.

Program pengembangan sistem informasi di Indonesia
Program pengembanan sistem informasi (program 16.6.01) dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi yang diperlukan untuk meningkatkan masuknya informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia internasional, memperlancar pertukaran dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan sistem perencanaan, pengelolaan, pemantauan kegiatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Masalah-masalah pokok perekonomian di Indonesia
Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan, jadi semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak diatur dan dikendalikan oleh pemerintah. Semua hal yang berhubungan dengan kebijakan dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali padatahun 1997 dimana pada masa itulah terjadi krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, yang menambah kesulitan dinegeri ini.
Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam pemberantasan terorisme, serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8-plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa).
Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka 5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi (belum ekspansif).
Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia.
Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia yang masih muncul saat ini dijadikan fokus program ekonomi 2008-2009 yang tertuang dalam Inpres Nomor 5 tahun 2008 yang memuat berbagai kebijakan ekonomi yang menjadi target Pemerintah yang dapat dikelompokkan ke dalam 8 bidang yaitu: (i) investasi, (ii) ekonomi makro dan keuangan, (iii) ketahanan energi, (iv) sumber daya alam, lingkungan dan pertanian, (v) pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), (vi) pelaksanaan komitmen masyarakat ekonomi ASEAN, (vii) infrastruktur, dan (viii) ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
Dari sekian banyak masalah perekonomian yang dapat mewujudkan target pemerintah diatas dapat dikelompokan menjadi masalah yang paling pokok karena dampaknya yang meluas yaitu tentang permasalahan Ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah Pengangguran dan tingginya tingkat Inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang mendasari semua permasalahan – permasalahan social di Indonesia.
 Masalah Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah berakar yang terjadi di Indonesia, karena permasalahan ini kehidupan social dan keamanan serta sector lain ikut terganggu. Setiap tahun lahir manusia – manusia baru dengan kecerdasan ilmu pengetahuan yang berbeda – beda, mulai dari lulusan perguruan tinggi hingga yang putus sekolah.
Kian hari bermunculan jumlah angkatan kerja yang sebagian siap berkompetisi dilingkungan kerja dan sebagian lagi kurang terampil dalam berkompetisi, jumlah angkatan kerja yang begitu banyak ternyata tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang meningkat. Alhasil ada angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja yang ketersediaannya cukup terbatas. Sebab itulah timbul pengangguran.
Masalah pengangguran di Indonesia masih menjadi masalah ekonomi utama yang sampai saat ini belum bisa diatasi. Sampai tahun 2008, tingkat pengangguran terbuka masih berada pada kisaran 9% dari jumlah angkatan kerja berada pada kisaran 9 juta orang. Sebagaimana kita ketahui, bahwa terjadi perubahan patern perekonomian paska krisis dari usaha yang padat karya ke usaha yang lebih padat modal. Akibatnya pertumbuhan tenaga kerja yang ada sejak tahun 1998 s/d 2004 terakumulasi dalam meningkatnya angka pengangguran. Dilain sisi, pertumbuhan tingkat tenaga kerja ini tidak diikuti dengan pertumbuhan usaha (investasi) yang dapat menyerap keberadaannya. Akibatnya terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia yang pada puncaknya di tahun 2004 mencapai tingkat 10% atau sekitar 11 juta orang.
 Jenis-jenis pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
§ Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
§ Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
§ Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
 Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment)
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
c. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
d. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan durian yang menanti musim durian.
e. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
f. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi karena mulai digunakannya teknologi untuk menggantikan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia. Ini akibat dari kemampuan dan keahlian pekerja yang kurang mampu menyesuaikan dengan harapan perusahaan.
g. Pengangguran siklus
pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.d
Dampak-dampak pengangguran terhadap perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu kelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
§ Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
§ Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
§ Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
§ Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
§ Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
Kebijakan-kebijakan pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
v Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
v Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
v Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
v Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.
 Inflasi
Inflasi dan perekonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila tingkat inflasi tinggi, sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti penyakit endemis dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi, akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen setahun.
Bulan dan tahun Tingkat inflasi
Juli 2009 2.71 %
Juni 2009 3.65 %
Mei 2009 6.04 %
April 2009 7.31 %
Maret 2009 7.92 %
Februari 2009 8.60 %
Januari 2009 9.17 %
Desember 2008 11.06 %
November 2008 11.68 %
Oktober 2008 11.77 %
September 2008 12.14 %
Agustus 2008 11.85 %
Juli 2008 11.90 %
Data inflasi dari Inflasi CPI – Bank Sentral Republik Indonesia
Bulan dan tahun Pertumbuhan ekonomi
Maret 2006 15.74 %
Juni 2006 15.53 %
September 2006 14.55 %
Desember 2006 6.60 %
Data pertumbuhan ekonomi dari Inflasi CPI – Bank Sentral Republik Indonesia
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan perhatian para pemikir ekonomi. Pengertian inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan menaik yang teus menerus juga perlu diingat, karena kenaikan harga karena musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi.
Jika sebagian dari harga barang diatur diatur pemerintah, maka harga-harga yang dicatat oleh Biro Sta¬tistik mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun karena yang dicatat adalah harga “resmi” pemerintah. Tetapi kenyataan yang terjadi ada kecenderungan bagi harga-harga untuk terus menaik. Dalam hal ini inflasi sebetulnya ada, tetapi tidak diper¬lihatkan. Keadaan ini disebut “suppressed inflation” atau “infla¬si yang ditutupi” , yang pada suatu waktu akan terlihat karena harga-harga resmi makin tidak relevan dalam kenyataan.
 Masalah Kemiskinan dan Pemerataan
Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.
 Krisis Nilai Tukar
Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.
Masalah Utang Luar Negeri
Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
Masalah Perbankan dan Kredit Macet
Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhad/ap angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50 ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan perbaikan irigasi bagi pertani.
 Masalah Harga Dasar dan Harga Tertinggi
Krisis ekonomi yang pernah melanda dunia terjadi cukup lama dan diyakini bahwa mekanisme pasar tidak mampu menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Artinya, keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar tidak tercapai. Pengaruh dari krisis tersebut adalah melambungnya harga berbagai jenis barang yang di butuhkan oleh produsen dan konsumen.
Salah satu campur tangan pemerintah dalam permasalahan ini ialah kebijakan pemerintah mengenai harga dasar (floor price) dan harga tertinggi (ceiling price). Tujuan penentuan harga dasar adalah untuk membantu produsen, sedangkan harga tertinggi untuk membantu konsumen. Misalnya, musim panen padi menyebabkan jumlah beras melimpah. Akibatnya, harga beras turun sehingga para petani mengalami kerugian. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah menentukan harga dasar (floor price) beras untuk membantu para petani.
Meningkatnya Permintaan Beras
Gagal panen akan menyebabkan berkurangnya penawaran beras sehingga harga beras akan naik. Tingginya harga beras akan menambah beban hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap. Untuk mengatasi pasokan beras ini, pemerintah melakukan program impor beras melalui tender terhadap beberapa perusahaan swasta nasional dan asing.
Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Sehubungan dengan naiknya harga BBM, para pengusaha angkutan umum bus kota, angkutan kota (angkot), dan taksi mengalami penurunan pendapatan dan mengurangi laba bagi pengusaha dan para sopir. Untuk menyesuaikan kenaikan harga BBM tersebut, beberapa pengusaha angkutan umum menaikkan tarifnya secara sepihak. Tindakan ini tentu sajaakan memberatkan para konsumen
pengguna jasa angkutan. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah bersama para asosiasi pengusaha angkutan melakukan penyesuaian tarif angkutan umum dengan menetapkan tarif resmi bagi para pengusaha bus kota, angkutan kota dan taksi. Besarnya tarif resmi ini tentu tidak memberatkan konsumen atau juga tidak merugikan pengusaha angkutan umum.
Masalah Monopoli
Praktik monopoli akan mengakibatkan penguasaan pasar terhadap barang atau jasa tertentu yang dihasilkan oleh satu perusahaan. Praktik monopoli seringkali merugikan masyarakat dan konsumen. Di samping itu, monopoli akan mempersempit peluang usaha bagi masyarakat lain sehingga kurang menumbuhkan semangat berwirausaha masyarakat. Perusahaan yang melakukan praktik monopoli seringkali mempermainkan dan menetapkan harga tanpa mempertimbangkan kelompok masyarakat yang memiliki usaha sejenis. Hal ini akan menghancurkan para pesaing.
Untuk menghindari kegiatan praktik monopoli, pemerintah membuat peraturan yang mengatur tentang kegiatan usaha agar menumbuhkan iklim usaha yang sehat bagi masyarakat, yaitu UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Masalah Distribusi
Jalur distribusi barang dan jasa yang panjang akan mengakibatkan tingkat harga barang menjadi tinggi dan mahal ketika sampai ke tangan konsumen. Untuk itu, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah atau swasta untuk memperpendek jalur distribusi sehingga harga barang ketika sampai ke tangan konsumen tidak mahal. Misalnya, PT. Coca Cola Indonesia melakukan distribusi barang melalui lebihdari 120 pusat penjualan di seluruh Indonesia dan didistribusikan langsung melalui ke pedagang eceran (80% pengecer) dan grosir dan 90% masuk kategori usaha kecil
Pemanfaatan teknologi informasi
Fenomena paradoks melanda negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang dianggap cukup tinggi tetapi masih memiliki banyak masyarakat miskin. Apa penyebabnya? Beberapa pakar ekonomi berpendapat penyebab utama dari kejadian ini adalah tidak meratanya kesejahteraan yang dirasakan oleh rakyat, dimana terjadi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru agar rakyat dapat lebih merasakan dan menikmati pencapaian hasil-hasil pembangunan. Salah satu terobosan itu melalui program pemberdayaan rakyat lewat pemanfaatan teknologi informasi.
Tulisan ini mencoba untuk menggambarkan peluang memajukan atau meningkatkan taraf hidup rakyat terutama menanggulangi masalah kemiskinan lewat pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT). Penulis akan mengungkapkan peranan/kontribusi ICT dalam beberapa cerita. Berikut uraiannya:
Pertama :
Dengan ICT membuka ruang komunikasi dan transaksi e-commerce yang memperkenalkan sumber daya alam di suatu wilayah dan produk-produk agrobisnis yang dikelola oleh masyarakat miskin, sehingga pemerintah, pengusaha, dan pemilik modal dapat melakukan berbagai kerjasama untuk mendorong, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat miskin.
Kedua :
Bantuan pemerintah kepada masyarakat miskin sering salah sasaran, atau bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak seperti yang diharapkan. Salah satu kunci permasalahan ini adalah komunikasi yang kurang antara si pemberi bantuan dan yang memohon/memerlukan bantuan. Dengan ICT, maka pemerintah dapat dengan segera membuka ruang komunikasi dengan penduduk setempat untuk mengetahui apa yang menjadi masalah utama, bantuan apa yang segera perlu diberikan, dan juga mengawasi apakah bantuan sudah sampai di sasaran yang dimaksud. Dengan ICT, kontrol si pemberi bantuan dapat mudah dilaksanakan dan aspirasi masyarakat miskin dapat mudah tersalurkan, sehingga persoalan korupsi, atau bentuk penyelewengan terhadap bantuan dapat diminimalkan.
Ketiga :
Pada perdagangan tradisional (tanpa ICT), persoalan yang sering terdengar adalah ketidakadilan dalam perdagangan khususnya akses informasi yang sepihak atau lebih menguntungkan para pengusaha besar. Pedagang kecil kekurangan pengetahuan dan akses pasar dan harga, sehingga mereka terpinggirkan. Dengan ICT, partisipasi dan saling tukar pengetahuan dan informasi dapat mudah dilakukan termasuk akses informasi pasar.
Keempat :
Dengan kemajuan industri ICT dapat membuka kesempatan bagi masyarakat untuk dapat bekerja dalam industri itu. Memang kendala utama adalah rendahnya pendidikan dan keahlian dari masyarakat miskin. Tetapi bila melihat kemajuan di Italia, dimana perusahaan turut memberikan kontribusinya untuk mensejahterakan masyarakat dengan cara menarik masyarakat miskin untuk bekerja di industri, dan dalam jangka pendek diberikan pelatihan dan dalam jangka panjang disekolahkan. Ini merupakan terobosan untuk mengatasi masalah banyaknya masyarakat miskin yang sulit mendapatkan pekerjaan karena rendahnya pendidikan. Kemajuan industri ICT tentu akan berpengaruh langsung pada industri non-ICT yang memanfaatkan teknologi informasi. Ini berarti, kemajuan industri ICT akan mendorong kemajuan industri non-ICT, sekaligus memberikan kesempatan yang lebih besar dalam hal lapangan kerja bagi masyarakat miskin.
Kelima :
Grameen Bank adalah contoh yang terbaik untuk memperlihatkan suatu institusi yang menjadi pioner dalam pemberdayaan masyarakat miskin melalui ICT. Grameen Bank di Bangladesh memiliki program mobile telephone disebut Grameen Phone dan menguasai 70% pasar, lebih jauh lagi, Grameen Bank mengembangkan Internet Service Provider yang menyediakan saluran internet di tiap kota di Bangladesh, dan juga dikembangkan Grameen Software dan Grameen Education untuk pendidikan Teknologi Informasi dalam mengembangkan sumber daya manusia yang menguasai teknologi. Penghasilan yang diperoleh Grameen Bank dari semua usaha di atas tentunya untuk membantu masyarakat miskin agar dapat lebih meningkat atau lebih berdaya.
Keenam :
Dengan ICT, dapat dibangun hubungan dan kerjasama antar usaha kecil dan menengah yang melibatkan masyarakat miskin dalam suatu industri tertentu. Tentunya kerjasama ini dapat mudah terjadi apabila terjalin komunikasi. Suatu industri dapat memberdayakan masyarakat miskin untuk memproduksi suatu produk tertentu misalnya kerajinan tangan, lalu dipasarkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran, untuk distribusinya ditangani oleh perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, untuk penjualan produk kerajinan tangan ke luar negeri ditangani oleh perusahaan yang bergerak di bidang ekspor. Hubungan atau kerjasama ini membentuk satu kekuatan yang hanya dapat terjadi apabila perusahaan-perusahaan dapat saling mengenal. Oleh karena itu, dengan ICT hubungan ini dapat dipermudah.
Ketujuh :
Dalam program kesehatan untuk kaum miskin lewat ICT, telah terbukti pada satu cerita dimana seorang perawat di suatu daerah terpencil dengan menggunakan kamera digital yang terhubung ke internet dapat merekam gejala penyakit pasien, lalu mengirimkannya ke dokter yang terdekat, untuk selanjutnya dilakukan diagnosa dan pengobatannya dapat diberitahukan kepada perawat itu lewat jalur internet.
Kedelapan :
Dengan ICT, banyak orang dapat melakukan komunikasi dengan mudah saling bertukar pengetahuan mengenai cara mengelola usaha, atau bercocok tanam, atau menangkap ikan, dan pengetahuan yang lainnya, yang dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dengan ICT, banyak orang dapat memperoleh informasi mengenai lowongan kerja atau mempertemukan antara pekerja dan pekerjaan. Dengan ICT, memungkinkan orang untuk mendapatkan informasi mengenai potensi suatu daerah, dan kekurangannya.
Dari kontribusi ICT dalam mengurangi kemiskinan seperti yang diuraikan di atas, tentunya dapat terlaksana apabila pemerintah di suatu negara punya komitmen untuk mengembangkan ICT dan membuat berbagai kebijakan termasuk pembangunan infrastruktur ICT sehingga masyarakat khususnya masyarakat miskin dapat merasakan manfaat ICT dan lebih diberdayakan.
Pengalaman di berbagai negara membuktikan Information and Communication Technology (ICT) telah memainkan peranan yang penting, baik sebagai sektor produksi-ICT maupun sektor pengguna-ICT. Kebijakan ekonomi setiap negara juga telah mengalami pergeseran paradigma dari semula mengandalkan pada sumber daya alam, kini bergeser pada ekonomi baru atau lazim disebut dengan information economy, dan menentukan keunggulan suatu negara dalam berkompetisi di arena global. Bila peran penting ICT dikaitkan dengan upaya menjadikannya tulang punggung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, maka peningkatan perekonomian seperti halnya di Indonesia melalui pemanfaatan ICT tidak akan maju dengan cepat bila tidak didukung oleh seluruh stakeholder terkait yaitu Pemerintah, Dunia Usaha, Masyarakat.
Kontribusi ICT pada pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial telah mendapat perhatian besar pada beberapa tahun belakangan ini, terutama pada isu mengenai "ekonomi baru". Sektor produksi-ICT dan sektor pengguna-ICT amat beragam, antar dan di dalam suatu negara. Fokusnya lebih banyak diberikan pada debat pengambilan keputusan oleh pemerintah, kurang melihat efeknya pada kurang waktu jangka panjang.
Ada 3 (tiga) efek dari pemanfaatan ICT dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu:
pertama :
Investasi ICT dalam berbagai sektor membantu peningkatan produktifitas tenaga kerja.
kedua :
Kemajuan teknologi di dalam memproduksi barang-barang teknologi tinggi memberikan kontribusi untuk kemajuan sektor ICT
ketiga :
Penggunaan yang lebih meningkat dari ICT membantu perusahaan untuk melakukan efisiensi secara menyeluruh.

Studi di beberapa negara menunjukkan investasi dalam sektor ICT mengalami kecepatan pertumbuhan didorong oleh perluasan pasar ke negara-negara yang belum mampu mengembangkan ICT. Sebagai contoh, negara Jepang dan Amerika adalah negara dengan kecepatan pengembangan teknologi maju yang memberikan kontribusi kuat pada pendapatan nasional mereka.
Perkembangan riset dalam sektor ICT mendorong kemajuan komputer dan telekomunikasi sehingga menarik banyak investor dan perusahaan baru dalam sektor produksi-ICT. Hal ini membuat persaingan semakin ketat dan harga produk ICT menjadi rendah, sehingga terjadi peningkatan pemakaian produk ICT secara meluas dan mempengaruhi pertumbuhan produktifitas.
Sektor produksi-ICT merupakan sektor yang menjadi daya tarik bagi beberapa negara seperti Jepang. Hal ini mendorong perubahan teknologi dalam pasar yang cepat. Perkembangan ini juga diikuti dengan perkembangan dalam bidang jasa ICT seperti jasa konsultan ICT, jasa training dan jasa pengembangan software. Tidak banyak negara yang menfokuskan pada sektor produksi-ICT, hal disebabkan oleh tuntutan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Negara Jepang adalah salah satu negara dengan semangat nasionalismenya mau membangun SDM-nya untuk pengembangan teknologi. Hasilnya, saat ini Jepang menjadi salah satu negara yang terbesar memberi perhatian dalam sektor produksi-ICT yang ditandai dengan banyaknya riset yang dilakukan dan memperoleh manfaatnya dalam menumbuhkan ekonomi mereka.
Alasan lain mengapa tidak banyak negara yang bergelut di sektor produksi ICT adalah dibutuhkan anggaran yang besar untuk entry cost dari proyek-proyek penelitian untuk pengembangan ICT. Sebagai contoh, Amerika dalam mengembangkan semi-conductor di tahun 1999 membutuhkan dana sebesar 1.2 milyar dollar Amerika. Ini berarti entry cost (first cost) memang terbilang tinggi tetapi ketika pengembangan semi-conductor itu telah selesai maka untuk memproduksi/memperbanyak semi-conductor yang baru memerlukan biaya relatif lebih rendah, dan tentu hal ini memberikan keuntungan yang besar bagi Amerika terutama ekspor ke luar negeri.
Berbeda halnya dengan sektor produksi-ICT, dalam sektor pengguna- ICT lebih banyak negara yang bergelut di sektor ini dan memperoleh manfaatnya. Sektor jasa keuangan dan bisnis di dunia adalah sektor pengguna ICT yang banyak menggunakan produk teknologi tinggi untuk menefesienkan pekerjaan atau meningkatkan produktifitas tenaga kerja.
Perkembangan industri di sektor pengguna-ICT dipengaruhi pula oleh proses globalisasi yang ditandai dengan era keterbukaan informasi dan perkembangan ilmu dan teknologi. Globalisasi ini juga menimbulkan tuntutan terhadap peningkatan produktifitas kerja agar dapat berkompetisi di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Peranan ICT di berbagai sektor memberikan energi positif untuk meningkatkan profit suatu perusahaan dan secara makro untuk meningkatkan ekonomi suatu bangsa.
Dalam perkembangannya, ICT digunakan untuk mendukung supply-chain secara terpadu yaitu jaringan kerjasama antar perusahaan untuk menawarkan suatu produk sampai ke tangan konsumen, hal ini memberikan nilai tambah atau nilai bisnis bagi pelaku bisnis.
Kontribusi sektor produksi-ICT dan sektor pengguna-ICT di beberapa negara telah membuktikan hasil yang mendorong pertumbuhan ekonomi, diantaranya pembukaan lapangan kerja, peningkatan produktifitas tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus penanggulangan kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak sebanding dengan kesejahteraan rakyat. ICT belum mendapatkan perhatian yang besar di pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik jika dibandingkan dengan negara lain.
Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, infrastrukturnya harus lebih baik. Untuk menuju negara yang lebih maju dan menjadi negara yang top, dunia memerlukan strategi-strategi. Di perlukan perubahan pendekatan oleh para pemangku kepentingan.
Diharapkan industri local turut berpartisipasi. ICT untuk banking di Indonesia sudah bagus. Subscriber telekomunikasi Indonesia sudah 90% penduduk. Struktur lapisan Industri Telematika sudah dibuat untuk membangun ICT dan berupa 8 layer. Dan sekarang in ikebutuhan internet sudah menjadi kebutuhan yang pokok.
ICT merupakan pilar penting dalam mempengaruhi percepatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Terkait dengan Peraturan Presiden No. 32 tahun 2011 secara gambalang dikatakan bahwa ICT disebutkan dalam mendorong proses pembangunan ekonomi di Indonesia.

Hal tersebut sesuai dengan visi Ericsson di tahun 2020, dimana Ericsson berkenginan membuat 50 miliar conectivity device melalui telekomunikasi sistem yang saling terntegrasi sehingga akan terbentuk suatu masyarakat jejaring atau Network Society. Nantinya semua perangkat atau benda akan salaing berhubungan guna menyampaikan informasi.

"Melanjutkan hasil penelitian kami dan Arthur D. Little sebelumnya, menunjukan korelasi antara pertumbuhan broadband sebesar 10 persen dengan peningkatan Gross Domestic Product (GDP) sebesar 1 persen. kami kembali dengan penelitian yang lebih mendalam untuk area perkotaan. Hal ini kembali memperkuat visi kami ditahun 2020 untuk terbentukanya Masyarakat Berjejaring (Networked Society) yang makmur dan berkesinambungan,"ungkap Hardyana Syintawati, Vice President Marketing and Communications Ericsson Indonesia.

Jakarta saat ini menjadi kota dengan urutan ke 19 dari daftar 25 kota dalam penelitian tersebut. Dimana Singapura menempati peringkat teratas dalam indeks gabungan antara kesiapan ICT dengan tiga pembangunan mendasar akibat ICT tersebut. Peringkat ini dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penentuan arah pembangunan ICT kota tersebut dan sebagai pembelajaran akan berbagai langkah dari beberapa kota yang berindeks tinggi.

Kesimpulan singkat akan strategi yang lainnya diambil oleh kota-kota dalam peringkat rendah adalah pendekatan secara individual untuk menjebatani kesenjangan digital dan membuat masyarakat mereka melek internet. Sementara bagi kota yang berada di peringkat teratas memperlihatkan bahwa infrastruktur mereka sudah siap dalam mewujudkan masyarakat yang inovativ dan aktif dalam pembangunan kota.

"Belajar dari yang terbaik dapat mempercepat proses menuju ke posisi yang kita inginkan, Peraturan Presiden No. 32 tahun 2011 secara gamblang menyebutkan ICT sebagai salah satu pilar dalam menuju masyarakat Indonesia yang mandiri maju, adil dan makmur. Ericsson percaya bahwa visi kami dalam Masyarakat Berjejaring sejalan dengan rencana peningkatan ICT dan Strategis untuk mengoptimalkan ICT untuk kemakmuran seperti tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),"lanjut Hardyana.

Indeks Kota dalam Masyarakat Berjejaring diranjang guna menyediakan informasi dan pembanding bagi pengambil keputusan dalam menentukan tingkat kesiapan ICT dan tingkat keuntungan dari tiga pembangunan mendasar. Lebih jauh lagi, indeks ini pun dapat digunakan untuk mempelajari beberapa langkah sukses dari beberapa kota di dunia
Sistem informasi dalam perusahaan
  • Perusahaan dapat menggunakan IT untuk mengembangkan produk-produk berbeda.
  • Menciptakan loyalitas merek dengan mengembangkan produk yang unik dan baru dan jasa
  • Produk dan jasa tidak mudah diduplikasi oleh pesaing. Contohnya, Dell Corporation.

Sistem yang Mendukung Ceruk Pasar
Analisis intensif menggunakan data pelanggan untuk mendukung cara-cara baru menghubungi dan melayani pelanggan yang memungkinkan untuk mengembangkan ceruk pasar baru untuk produk atau jasa khusus. Contohnya, program frequent guest Hotel Wyndam

Supply Chain Management dan Sistem Respon Pelanggan Efisien
Sistem yang menghubungkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai pemasok dan konsumen. System yang secara langsung menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distributor, produksi, dan supply chain. Contoh: Wal-Mart menghubungkan langsung pembelian pelanggan ke pemasok hampir saat itu juga. pekerjaan pemasok adalah untuk memastikan produk yang dikirim ke toko untuk menggantikan produk yang dibeli.

IT pada level organisasi digunakan untuk menghindari beralihnya konsumen ke pemasok lain dan mengikat mereka pada perusahaan. Biaya penggantian adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atau perusahaan untuk waktu dan sumber daya yang terbuang sewaktu berganti dari satu pemasok atau ke sistem pemasok atau sistem pesaing. Contohnya, Baxter International.

Strategi level-perusahaan dan Teknologi Informasi
Memperluas kompetensi inti, kegiatan di mana perusahaan unggul sebagai pemimpin kelas dunia. Sistem informasi mendorong berbagi pengetahuan di seluruh unit bisnis dan karenanya perusahaan meningkatkan kompetensi.

Strategi level-industri dan Sistem Informasi: kekuatan-kekuatan kompetitif dan perekonomian jaringan. Perusahaan beroperasi di lingkungan lebih besar yang terdiri dari perusahaan lain, pemerintah, dan bangsa. Kemitraan informasi, aliansi kerjasama yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan yang bertujuan berbagi informasi untuk memperoleh keuntungan strategis. Membantu perusahaan mendapatkan akses ke pelanggan baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk cross-selling dan penargetan produk.

Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa, Tak dapat di sangkal, perjalanan sistem informasi di dunia semakin pesat. Begitu juga yang terjadi di Indonesia, meskipun negara kita adalah negara berkembang namun jika soal sistem informasi kita selalu mengikuti perkembangan teknologi. Sistem Informasi sangat berperan dalam berbagai bidang. Salah satunya di dalam perekonomian Indonesia. Banyak yang memanfaatkan sistem informasi sebagai tempat untuk mencari nafkah, seperti dalam hal berdagang. Kita ketahui bahwa kini banyak situs-situs yang menyediakan barang dagangan secara online, bahkan di dalam situs jejaringpun tak sedikit yang mencoba merintis usahanya dengan menawarkan barang-barang dagangannya. Telah terbukti ternyata sistem informasi sangat berperan bagi perekonomian Indonesia.



















BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Suatu Sistem Informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai suatu komponen yang saling berhubungan dengan mengumpulkan atau mendapatkan kembali ,memproses,menyimpan,mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi.Sebagai tembahan terhadap pendukung pengamb ilan keputusan,koordinasi dan kendali,system informasi juga dapat membantu para meneger dan karyawan untuk meneliti permasalahan,memvisualisasikan pokok-pokok yang kompleks dan menciptakan produk-produk baru.
Disini kita beri contoh ada sebuah perusahaan rokok yang lagi menjamur di Indonesia. Walaupun tidak semuanya dikenal setidaknya mereka dikenal didaerah asalnya.Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda pada saat pertama kali didirikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor, baik dari pendiri perusahaan maupun kondisi lingkungan yang di hadapi pada saat itu.
Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan perusahaan maka inforn=masi akan dibutuhkan sebagai sarana informasi yang utama untuk keperluan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan.Berbagai strategi telah dirumuskan dan diterapkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan mereka.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan valid maka perusahaan perlu merumuskan suatu system informasi, terutama system informasi penjualan dan penerimaan kas perusahaan rokok.Secara garis besar ada tiga macam spesifikasi penjualan yang umum digunakan perusahaan, yaitu:
1. Berdasarkan jenis produk
2. Petugas penjualan
3. Wilayah penjualan
Seseorang menyimpulkan criteria-kriteria informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Relevan , suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan
b. Akurat , ketepatan dan dapat diandalkannya suatu informasi
c. Tepat waktu , informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat dibutuhkan
d. Ringkas , informasi telah dikelompokan sehingga tidak perlu diterangkan
e. Jelas , tingkat informasi dapat dimengerti oleh penerima
f. Dapat dikuatifikasi , tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk angka
g. Konsisten , tingkat informasi dapat diperbandingkan
Jadi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dan semakin kuatnya ekonomi global yang dimulai dengan munculnya internet memberikan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari .Dunia bisnis pun banyak mengalami perubahan. Beberapa perubahan yang terjadi adalah transformasi masyarakat ekonomi dan indrusti kedalam layanan ekonomi berbasis pengetahuan dan informasi,transformasi perusahaan bisnis,dan kemunculan perusahaan digital. Semua jenis bisnis baik yang kecil maupun yang besar menggunakan system informasi, jaringan dan teknologi internet untuk melakukan sebagian besar bisnis secara elektronik, menuju tingkat keberhasilan efisiensi, daya saing, dan profitabilitas.
Sebagian besar system informasi membantu orang (meneger) untuk mengambil keputusan. Sebagian system informasi mereprentasikan aplikasi-aplikasi kecerdasan bisnis yang berfokus pada pengumpulan,penyimpanan,analisis,dan penyediaan akses kepada data dari barbagai sumber untuk membantu para pengguna mengambil keputusan secara lebih baik.

b.      Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Jawa Pos , 11 Februari 2012. “Belanja Online Itu Mudah”.
Surya, 23 Februari 2012. “SG Ajak 15Ribu Murid Melek Multimedia”.
Surya, 29 Februari 2012. “IBM PHK 1.000 Pekerja”.
Sindo, 27 Februari 2012. “Memacu Gerak Industri ICT”.
Sindo, 27 Februari 2012. “Perlu Peran Aktif Pemerintah”.
Boediono, Dr.,Ekonomi Makro BPFE. Yogyakarta 2000.
Sadono Sukirno Drs. Ek. M. Soc. Sc., Pengantar Teori Makro Ekonomi Bina Grafika 2000.
RAHARDJO, M. Dawam., Perekonomoian Indonesia : pertumbuhan dan krisis LP3ES, 2001.
Natakusumah, E.K., “Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.”, Pusat Penelitian informatika – LIPI Bandung, 2002.
Ritonga,MT dkk. 2007. Ekonomi. Jakarta : PT Phibeta Aneka Gama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar